Seperti bisa diduga untuk suatu keluarga kumbang yang besar, terdapat variasi besar di antara spesies. Ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat telur. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bahagian abdomen supaya kelihatan seperti kalajengking untuk menakutkan musuh.
Serangga ini sebenarnya sudah lama terlihat di sekitar kita namun dalam jumlah yang tidak begitu banyak dan berkembang biak di sekitar wilayah yang dipenuhi oleh tanaman dan area persawahan, memakan wereng yang dianggap sebagai hama oleh petani kita, oleh karena itulah serangga ini secara langsung turut membasmi hama wereng yang menyerang perkebunan dan persawahan di wilayah-wilayah dalam habitatnya.
Serangga tomcat yang akhir-akhir ini terlihat di kawasan pemukiman dan membuat kepanikan bagi beberapa penduduk sekitarnya serta kehebohan di berbagai media tidak lepas dari meningkatnya jumlah populasi hama wereng serta berubahnya habitat berkembang biak dan mencari pakan mereka menjadi bangunan - bangunan dan perumahan-perumahan.
Serangga tomcat tidak menyengat ataupun menggigit, serangga ini akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan dengan manusia, lebih gawat lagi tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya pada benda-benda seperti handuk, baju dan juga benda benda lainnya. Pada jenis tertentu terdapat cairan racun yang diduga lebih kuat dari bisa kobra, Cairan hemolimf atau Toxin ini disebut dengan 'aederin' (C24 H43 O9 N), Begitu kita menyentuh atau secara tak sengaja berbenturan dengan serangga ini maka otomatis akan mengeluarkan carian racunnya, bisa juga dengan cara yang tidak langsung yaitu ketika mengenakan handuk, pakaian ataupun barang-barang yang sebelumnya terkena cairan dari serangga tomcat ini. Pada saat terkena cairan ini begitu kita menggosoknya dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitiv dan penyakit kulit yang parah yang dikenal sebagai 'dematitis linearis', atau ' aederus dermatitis'.
Pengobatan.
Jika terkena racun dari serangga ini segeralah dicuci menggunakan sabun, jangan diberi pasta gigi/odol, minyak kayu putih, balsem dan minyak tawon karena hasilnya akan memperparah peradangan. Kulit yang terkena toxin ini akan merah meradang mirip herpes namun dalam pengobatannya tidak sama. Pengobatannya bisa menggunakan antibiotik dan salep, Biasanya menggunakan
hydrocortisone 1% atau salep
betametason dan antibiotik
neomycin sulfat 3x sehari atau salep
Acyclovir 5% kesemuanya bisa didapatkan di toko-toko obat atau apotik apotik. Efek terhadap burung kicauan.
Burung yang kebetulan memakan serangga ini akan terkena racun dan terlihat seperti yang lemas dengan bulu mengembang, tidak diketahui apakah burung yang memakan serangga ini akan mati ataukah burung memiliki kekebalan imunitas terhadap jenis - jenis serangga yang beracun.Namun biasanya beberapa burung memiliki 'alert' terhadap beberapa jenis serangga yang memiliki bisa atau racun.
Berikut ini adalah 10 tips dari
health.kompas.com mengenai cara mengatasi/menghindari serangan serangga tomcat:
Belum ada tanggapan untuk "Hindari dan mengatasi serangan Tomcat"
Post a Comment